Pentingnya Manajemen Platform dan SEO : Studi Kasus Layanan Penukaran Uang Bank Indonesia
Beberapa hari lalu, tanggal 5 Agustus 2025, terlintas pemikiran untuk mencoba layanan Penukaran Uang Rupiah melalui Kas Keliling dari BI. Pikirnya sih agar gak rebutan pas mendekati hari raya dan sekaligus testing apakah penukaran uang itu selalu pas hari raya.
Akhirnya kita cobalah mencari di top mesin pencari dunia, google. Keywordnya “Penukaran Uang BI”, muncul 2 link di artikel teratas. Kami juga mencari info di beberapa artikel berita dan instagram kalau layanan BI tersebut namanya PINTAR. Sempat kita cek juga di google di dengan keyword “Pintar BI” juga menampilkan wesbite yang sama.
Daftarlah kami di link pendaftaran website resmi BI nomor 2 dari atas. Pilih lokasi tersedia dan mengisi data yang dibutuhkan, hingga akhirnya terbit bukti pemesanan lengkap dengan KOP Bank Indonesia dan nama layanan platform PINTAR di pojok kanan atas.
Jujur, dalam benak kami sebenarnya ragu, kenapa bisa semudah ini melakukan pendaftaran sampai terbit bukti pemesanan. Tapi, kami pikir karena dari domain resmi dan tanggal-nya juga update, kami percaya dan mengatur jadwal untuk ke Pasar Senen, 7 Agustus 2025 sesuai alamat yang tertera pada bukti pemesanan.
Pagi tadi kami berangkat dan menyiapkan dokumen yang dibutuhkan. Namun, karena nggak terbiasa membawa uang fisik dengan jumlah banyak, pikir kita ambil uangnya nanti di stasiun aja. Perjalanan 30 menit, macet terurai tapi masih menikmati lah.
Setibanya, kami mencari mobil penukaran BI, tidak satupun kami temukan. Kami juga menyebrang ke pasar jaya dari blok 1&2 hingga ke blok 4, tak satupun juga kami temukan. Meski panas, tapi hati kami tetap dingin. Kamipun menyebrang kembali dan menyusuri stasiun Pasar Senin, naasnya, tak satu-pun nampak. Sepanjang penelurusan, kami pun bertanya pada satpam ataupun petugas yang kami temui, jawabannya sama “tidak ada”. Kami pun terus mencari sepanjang jadwal pada bukti pemesanan, dan akhirnya menyerah. Untungnya, kami tidak jadi mengambil uang, kalaupun ngambil pasti lebih was-was hehe.
Sudah panas dan rencana gagal, tanyalah saya ke Whatsapp Official BI. Keren, tak perlu menunggu lama langsung ditanggapi dengan antusias. Saya bertanya, “saya sudah mendaftar di website dan mendapatkan bukti pemesanan, tapi saya susuri Stasiun dan Pasar Senin tidak saya menemukan bis penukaran. Apakah sebenarnya tidak ada jadwal penukaran ya?”
Dan dijawablah, “Memang benar saat ini tidak ada jadwal penukaran untuk wilayah DKI Jakarta”. Dilanjutkan informasi dibawahnya permintaan maaf dan informasi alamat pendaftaran di https://pintar.bi.go.id
Wehehe, yang benar aja kan pikir-ku. Udah jauh-jauh datang dan mendapatkan bukti pemesanan resmi, tapi ya kok di-prank.
Saya cek lagi melalui google, memilih website nomor 2 di HP saya dan jadwalnya pun masih ada. Saya kirimlah bukti melalui whatsapp, dan saya menyampaikan bahwa hari ini ada jadwal dan masih bisa mendaftar. Nah, sembari memastikan juga, saya coba klik link yang dikirimkan melalui WA, ternyata jadwalnya tidak ada. Akhirnya saya sampaikan kalau setelah pelaporan datanya sudah tidak ada, dan mengakhiri laporan.
Sampai kondisi tersebut, saya sebenarnya masih belum ngeh kalau data website yang tampil di nomor 2 google saya itu berbeda dengan link yang dikirimkan oleh WA Resminya. Akhirnya, di perjalanan ke kampus, saya coba cek kembali.
Di google, alamat yang tampil adalah https://smartcash.bi.go.id/, pada website tersebut menampilkan ada jadwal, sedangkan link yang disampaikan WA Resminya https://pintar.bi.go.id, tidak ada jadwal. Disinilah saya baru sadar, jika layanan PINTAR BI itu bukan website BI yang tampil di google, melainkan yang dari WA Resminya atau harus mengetik manual laman https://pintar.bi.go.id. Ternyata, website yang tampil di google adalah website lama yang sudah tidak digunakan lagi.
Barulah saya sadar dan ngeh jika informasi dari ibunya tersebut untuk memastikan link-nya benar. Setelah mengunjungi instagram BI, ternyata memang link https://pintar.bi.go.id tersebut digunakan sejak lama, namun memang tidak terindex di google.
Pelajar berharga saya, website BI yang terindex di google itu adalah website yang tidak digunakan, sedangkan website yang valid tidak muncul di google, jadi memang harus mengetik manual.
Yah, pelajaran berharga bagi saya adalah :
-
Jangan malas mengetik link.
Saya punya kebiasaan mengetik nama layanan di google daripada mengetikkan link-nya. Misal saja saya lebih memilih mencari "Siakad UM" di google daripada harus mengetik siakad.um.ac.id. Dan keselahan kedua saya, menganggap sebuah layanan masyarakat itu wajar jika memiliki mirror link. Ya meskipun agak aneh dan ternyata tidak demikian. Hehehe.
-
Selalu cross-check di sosial media.
Sebelumnya saya membaca di instagram dan beberapa artikel di website dan memang url-nya adalah https://pintar.bi.go.id, cuma karena saya lebih memilih mencari di google daripada mengetikkan url-nya. Sekali lagi, mengapa saya terlintas itu mirror link ya. Wehehe. Lain kali, memang harus sosial media first.
-
Jangan mudah percaya jika website layanan perusahaan besar itu memiliki sistem mirroring. Meskipun tampilannya sama, update dan fiturnya berjalan dengan baik, belum tentu itu website yang benar. Dan ini adalah pertama kalinya saya "terkecoh", sama-sama menggunakan domain resmi, nyatanya layanan-nya udah usang tapi belum di take-down.
-
Menghubungi CS terlebih dahulu lebih baik daripada ujug-ujug datang. Akhirnya, punya kelapangan hati yang baik adalah kunci. Kami rubah niatnya untuk sekedar jalan-jalan, aman juga sih harusnya hehehe.
-
Peran aktif melaporkan jika mengalami kendala. Pelayanan CS di Whatsapp BI sangat bagus berdasarkan pengalaman saya tadi pagi. Tidak sampai emosi saya memuncak, sudah ditangani dengan baik. Tidak sampai 1 jam, CS bisa menenangkan saya dan menyerap aspirasi saya. Akhirnya, website yang saya kira mirroring di alamat https://smartcash.bi.go.id/ sudah di take-down. Penonaktifan ini aspirasi penting, karena bagaimana website yang tampil di halaman pertama mesin pencari, menggunakan domain resmi dan fiturnya masih berfungsi, malah memberikan layanan yang tidak akurat. Semoga kejadian ini tidak terulang kepada orang lain.
-
Tidak mudah percaya dengan pelayanan yang mudah, hehehe. Bisa jadi kamu salah atau melewati step yang penting.
Sharing knowledge untuk praktisi IT :
- Dear developers, seandainya ada perubahan link layanan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan link baru berjalan dengan normal dan bertahap menonaktifkan link lama. Hal ini sangat fundamental bagi saya. Harusnya, jika laynan tidak digunakan, ya jangan diaktifkan. Apalagi keduanya menggunakan sub-domain resmi. Apalagi faktanya, link baru sudah digunakan sejak tahun lalu. Hmmm...
- Bagi saya, untuk layanan masyarakat, alangkah lebih baik jika memang menggunakan 1 link tanpa mirorring. Jadi, jika memang ada perubahan, link wesbite sebelumnya bisa di nonaktifkan terlebih dahulu. Ya meskipun nanti masih membekas di mesin pencari, minimal ketika dikunjungi tidak aktif lah. Saya rasa, tidak sedikit orang yang punya karakter lebih memilih mengetikkannya di google daripada menuliskan url lengkapnya di address bar.
- Seandainya memang terpaksa memiliki link mirroring. Menurut hemat saya tidak perlu sampai ter-index di google. Biasanya memang hanya berfungsi sebagai backup saja, atau untuk membagi beban server. Hanya saja, kejadian seperti ini sangat aneh jika ditemukan di perusahaan besar yang harusnya memiliki server scaling yang baik.
- SEO itu penting bro, apalagi untuk layanan masyarakat. Munculkanlah link yang benar di mesin pencari. Hapus jika tidak sesuai. Hehehe.
Terima kasih untuk layanan Whatsapp BI yang sangat responsif dan cepat. Sebenarnya, saya sudah kontak instagram lebih dulu, tapi baru dibalas setelah laporan di WA selesai. Great job.
Note: Pelajaran berharga ini saya tulis sebagai pengingat dan bahan dalam mempersiapkan materi perkuliahan. Khususnya studi kasus bagaimana peran penting SEO dan manajemen platform.
Komentar
Posting Komentar